Pages

10.10.13

instan kuning


bercermin dari pengalaman pendidikan yang sedang ditempuh, aku melihat banyaknya aturan yang menyuruh mahasiswanya lulus dengan cepat setelah ia berhasil dibentuk menjadi kaum pekerja. dengan segala materi kuliah pemikiran yang ditiadakan, waktu kuliah yang dipersingkat, dan pemotongan jumlah sks, terlihat aku dan teman-temanku ini sedang diciptakan untuk menjadi pekerja yang tak-usah-kau-banyak-bicara-sudah-kerjakan-saja-tugasmu-bila-ingin-dapat-nilai-bagus. sama seperti buruh. menuruti walau sesekali diberi kesempatan untuk bersuara, entah didengar atau tidak. pemerintah terlihat menginginkan generasi penerus dengan gelar pendidikan (saja) yang tinggi sehingga dianggap kompeten untuk menjalankan tugas-tugas warisan dari pendahulunya (yang busuk) secara instan. dengan alasan bahwa dunia bergerak cepat dengan segala perkembangannya.

instan dibuat, instan pula hilangnya.

seperti kamera instan.
apabila kamera tersebut memiliki pengatur fokus, fokus kan lah dulu. apabila kamera itu punya aturan cahaya otomatis, pilihlah dulu modenya. setelah siap. atur posisi. letakan jari di tombol shutter dan klik! muncul selembar kertas foto instan yang awalnya hanya berwarna putih. kipas-kipas sedikit. muncul sosok-sosok yang kita inginkan dan tinggal pajang saja dengan segala aksesoris-aksesoris pendukungnya. namun sayangnya, tak bertahan lama warna yang muncul pada kertas foto instan itu. pudar... pudar... pudar... dan memudar hingga hanya meninggalkan warna-warna samar (yang dahulu kala berbentuk sosok yang kita inginkan) seperti memori yang terlupakan masuk ke alam bawah sadar dan bahkan tidak dapat muncul lagi ke permukaan.

photo: Angie Ng

No comments:

Post a Comment