Pages

23.2.14

seseorang di kereta #1

tegak berusaha berdiri namun tak bisa memanggulnya terlalu lama. merasa malu atau tidak harusnya tak dipedulikan. siapa mereka yang berbicara, apa pula urusan mereka. mengatakannya memang mudah. menjalaninya harus terjungkir balik.

duduk tegak memandangi hamparan luas daratan. bersama suara deru kereta. masih ada di jalur yang sama mengikuti alur. tak tahu akan tempat tujuan mana harus berhenti. diam menikmati ilalang-ilalang. melihat perbukitan yang saling merangkul sementara sendiri di dalam gerbong. banyak orang namun tak satu pun menyaut. acuh tak acuh dengan keadaan itu.

mungkin bukan gerbong ini yang seharusnya ku naiki. beberapa jam lagi akan ada pemberhentian untuk arah baru. aku akan turun di sana. berhenti duduk tegak, menghirup kopi pahit, meniup panasnya teh hitam, membaca koran yang sama tiap harinya, dan melihat orang-orang yang acuh tak acuh juga kepadaku.

akan menyeramkan memang arah baru itu nanti. mungkin jauh lebih menyeramkan keadaannya dibandingkan gerbong ini. tak apa. tak apa. apa tak apa? semuanya khawatir. tapi tak apa. 

No comments:

Post a Comment